Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Udah hampir setengah tahun kagak apdet, akhirnya blog kampret ini mengakhiri masa hiatusnya (et udah kayak manga Hiatus x Hiatus... ehh, Hunter x Hunter aje, ye?) hhehe.
Kali ini, penulis mau share buklet yang dirancang penulis pas semester satu, ya, kira-kira dua tahun yang lalu. Karena ini ditulis pas jamannya masih jadi mahasiswa cupu, jadi mohon maap lahir batin aja, ye, kalo rada ngelantur.
Betewe, karena takut dikira copas sama babeh Google, buklet ini penulis rubah dari versi wordnya--memang belum pernah dipublikasiin sih.
BUKLET KETERAMPILAN LOBBYING
PENGANTAR PENULIS
Alhamdulillah, akhirnya projek iseng-iseng penulis untuk membuat buklet atau buku leutik ini selama liburan dapat terselesaikan. Buklet ini penulis tulis sambil belajar lobbying walau hanya berupa pengantar atau dasar saja, karena menurut penulis, pembelajaran yang cukup efektif adalah ketika kita menulis suatu karya, karena dengan menulis karya, kita akan belajar dan riset mati-matian agar karya yang dihasilkan tidak mengecewakan—setidaknya untuk penulis sendiri. Ketertarikan pertama penulis terhadap keterampilan lobi bermulai dari obrolan ringan dengan bapak penulis yang bekerja sebagai kepala sekolah, sebagai pemimpin, beliau sangat handal melakukan lobi, bahkan di yayasan saja jika ada apa-apa dengan pihak luar, selalu beliau yang diandalkan, namun ketika penulis meminta diajarkan teknik lobi, hal yang dibertahunya tergolong hanya berupa pengantar, penulis jadi berfikir untuk mempelajarinya lebih jauh sambil mengisi libura. Walaupun buklet ini ditulis sebagai proyek pengisi liburan, namun bukan berarti penulis tidak serius mengerjakannya. Ini saya buktikan beberapa kali mencari referensi sekalian belajar, saya juga beberapa kali meminta pendapat teman saya yang terkenal kritis juga meminta kepada teman saya yang lain, seorang penulis yang sudah beberapa kali memenangkan lomba menulis didaerah asalnya. Akhir kata, penulis berharap agar proyek iseng-iseng ini tidak hanya disimpan diharddisk laptop saya, tapi suatu saat dapat dicetak dan dapat bermanfaat. Aamiin
PENGERTIAN LOBI
Lobbying atau lobi dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai proses komunikasi dimana komunikator menyampaikan keinginan-keinginannya dengan tujuan agar komunikan dapat mengabulkannya. Sedangkan kata ‘melobi’ dalam kamus bahasa Indonesia diartikan “melakukan pendekatan tidak resmi”.
Pengertian lobby menurut para ahli.
1. Anwar (1997) definisi lobi yang lebih luas adalah suatu upaya informal dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang, sehingga target yang diinginkan dicapai.
2. Pramono (1997) lobi merupakan suatu pressure group yang mempraktekan kiat-kiat untuk mempengaruhi orang-orang dan berupaya mendapatkan relasi yang bermanfaat.
3. Maschab (1997) lobi adalah segala bentuk upaya yang dilakukan oleh suat pihak untuk menarik atau memperoleh dukungan pihak lain.
KARAKTERISTIK LOBI
Sebagai suatu proses komunikasi yang bersifat transaksional, lobi juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di antara pelaku yang terlibat lobi. Dengan adanya pertukaran ini lobi memiliki karakteristik transaksional berupa kesapakatan atau pemindahan sesuatu.
Adapun karakteristik khusus proses lobi, antaralain:
1. Bersifat tidak resmi, informal dan dapat dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi disepakati
2. Bentuknya beragam, bisa secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya obrolan santai atau surat.
3. Waktu dan tempat bisa kapan dan dimana saja, selama dalam kondisi dan suasana yang memungkinkan.
4. Pelaku lobi yakni pihak-pihak ynag berkepentingan dalam objek yang akan dilobikan.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan orang ketiga.
6. Arah pendekatan bersifat satu arah sehingga pihak yang melobi yang harus aktif mendekati pihak yang dilobi.
TARGET LOBI
Sebagai proses persuasif untuk mempengaruhi orang yang dilobi untuk mengabulkan keinginan pelobi baik itu berupa menarik dukungan atau mempengaruhi keputusan, tentu saja lobi memiliki target-target sebagai berikut:
1. Mempengaruhi kebijakan
2. Menarik dukungan
3. Mempermudah urusan
4. Memperoleh akses untuk kegiatan berikutnya
ALASAN SUATU PIHAK MELAKUKAN LOBI
Lobi biasanya terjadi karena suatu pihak menginginkan sesuatu dari pihak lain, tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk memperoleh apa yang diinginkannya tanpa persetujuan dari pihak lain.
PERSIAPAN LOBI
Untuk mencapai target yang diinginkan dalam proses lobi, maka seorang pelobi harus mempersiapkan hal-hal berikut:
1. Sebelum melakukan lobi, hendaknya kita berdo’a terlebih dahulu. Bagi umat Islam setidaknya ada beberapa do’a yang dapat membuat proses lobi terbukti lebih lancar. Walau belum dapat dibuktikan secara ilmiah, tapi dengan berdo’a terlebih dahulu dapat membuat tingkat kepercayaan diri seorang pelobi lebih tinggi
Do’a-do’a tersebut dibaca sebelum melakukan proses lobi. Tapi sebenarnya do’a-do’a tersebut ada baiknya didawamkan.
2. Pelajari kebiasaan, sifat dan sikap orang yang akan kita lobi dan sesuaikan dengan apa yang harus dilakukan. Misalnya: jika orang yang akan dilobi sifatnya periang atau humoris, maka jangan lupa sisipkan beberapa humor kecil dalam proses lobi. Atau misalnya sikap orang yang akan dilobi acuh, maka seorang pelobi tidak boleh menyerah untuk mendapat perhatian orang yang akan dilobi.
3. Amati kondisi psikologisnya dan fisiologis orang yang akan dilobi. Misalnya: seseorang cenderung cepat tersinggung jika sedang lapar, begitu pula akan cepat marah jika sedang galau. Saran penulis, hindari kondisi demikian. Lakukan lobi saat kondisi demikian, adapun jika terpaksa, berbicaralah dengan tidak banyak basa-basi dan langsung menuju substansinya.
4. Persiapkan apa saja yang menjadi tujuan lobi. Persiapkan juga data dan fakta yang dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Prediksikan apa yang akan terjadi beserta sikap dan argumen apa yang harus dilancarkan. Juga karena terkadang tujuan pelobi dengan kepentingan orang yang dilobi berbentrokan, siapkan solusi yang logis dan rasionalisasinya yang jelas.
5. Pilihlah waktu, tempat dan keadaan yang nyaman dan memungkinkan untuk lobi. Pada dasarnya, proses lobi bisa dilakukan dimana dan kapan saja, namun bukan berarti mengacuhkan kenyamanan dan keamanan yang akan mendukung terwujudnya tujuan lobi.
6. Sebelum lobi dilakukan, hubungi dulu orang yang akan dilobi tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak menganggu waktu istirahat dan pribadi orang yang akan dilobi tersebut.
7. Mungkin yang ini sedikit remeh, tapi cukup penting untuk memperindah penampilan dan memakai parfum agar sedap dipandang dan nyaman bagi orang yang akan dilobi berada didekat anda. Untuk pelobi perempuan, memperindah penampilan bukan dengan maksud bertujuan meluluhkan hati atau menggoda orang yang akan dilobi, hal ini hanya bertujuan untuk membuat orang yang akan dilobi tidak memandang remeh pelobi.
8. Berdo’a.
STRATEGI LOBI
Salah satu karakteristik lobi adalah pendekatannya yang bersifat satu arah dari arah pelobi, sehingga seorang pelobi dituntut memiliki kesabaran dan keuletan karena tidak semua orang yang dilobi bersikap kooperatif dan harus selalu berusaha mencari perhatian dari orang yang akan dilobi. Oleh karena itu, strategi dalam lobi harus:
1. Strategi yang digunakan tergantung daya tawar dan hambatannya. Misalnya: peraturan yang berlaku.
2. Startegi lobi biasanya bersifat aktif dan reaktif melihat sikap dari orang yang dilobi.
3. Strategi harus fleksibel dan tidak baku, semua tergantung dari reaksi orang yang kita lobi.
4. Dalam lobi, tidak ada strategi yang pasti. Karena semuanya tergantung dari ‘jenis’ orang yang kita lobi.