Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hum... saya gak punya bahan buwat bas-basi nih, so... langsung ajah dah :
SEDIKIT TENTANG HADIST DHAIF
Sebelumnya. artikel ini adalh request dari salah satu teman... namanya Intan Komalasari, ini doi penampakan wujudnya :
Hum... saya gak punya bahan buwat bas-basi nih, so... langsung ajah dah :
SEDIKIT TENTANG HADIST DHAIF
Sebelumnya. artikel ini adalh request dari salah satu teman... namanya Intan Komalasari, ini doi penampakan wujudnya :
Cantik, 'kan? :-P
Okey, sekarang kita bahas objek di artikel kali ini, jadi.. menurut Wikipedia adalah sebagai hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
Bagaimana hukum mengamalkan hadist dhaif? Menurut mazhab Imam Malik, Syafi'i, Ahmad bin Hambal, dan para imam ahli hadist lainnya, mereka semua TIDAK MEMPERBOLEHKAN beramal dengan hadist dhaif SECARA MUTLAK meskipun untuk fadhailul a'mal(amal-amal kebajikan ato amal yang utama) dan lain-lain.
Bagaimana cara menghindari hadist dhaif? Cara menghindarinya sih, cukup mengambil hadist dari kitab-kitab yang telah di pastikan ke-shahihan-nya, di sini saya mencantumkan beberapa kitab-kitab hadist yang di akui paling shahih, namanya Al-Kuttub As-sittah dan ini adalah daftarnya :
5, Sunan At-Tarmizi
Yap, waloupun sudah ada Al-Kutub As-Sittah ini, tidak menutup kemungkinan jika kitab-kitab hadist yang laennya pun shahih, tapi untuk berjaga-jaga... kitab-kitab tersebutlah yang memilik keshahihan paling tinggi.
Okey lah, cukup sekian dari saya... semoga ada manpaatnya.
Anyway, karena kali ini saya membahas hall yang sangat sensitif, saya mohon maap apabila terjadi kesalahan baik yang mendasar maupun fatal, karena saya juga masih dalam proses belajar.
Wabillahitaufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabrakatuh.
Okey lah, cukup sekian dari saya... semoga ada manpaatnya.
Anyway, karena kali ini saya membahas hall yang sangat sensitif, saya mohon maap apabila terjadi kesalahan baik yang mendasar maupun fatal, karena saya juga masih dalam proses belajar.
Wabillahitaufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabrakatuh.


